Senin, 21 Januari 2013

CARA MENGUKUR SIKAP


Sikap cara mengukur sikap, bagaimana sikap itu terbentuk, bagaimana keteria antara sikap dan prilaku serta bagaimna mengubah bersikap
Definisi Sikap
Menurut Sarnoff (dalam Sarwono, 2000) mengidentifikasikan sikap sebagai kesediaan untuk bereaksi (disposition to react)secara positif  (favorably) atau secara negatif (unfavorably)terhadap obyek – obyek tertentu. D.Krech dan R.S Crutchfield (dalam Sears, 1999) berpendapat bahwa sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional, emosional, perseptual, dan kognitif mengenai aspek dunia individu.
Sedangkan La Pierre (dalam Azwar, 2003) memberikan definisi sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Lebih lanjut Soetarno (1994) memberikan definisi sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek tertentu. Sikap senantiasa diarahkan kepada sesuatu artinya tidak ada sikap tanpa obyek. Sikap diarahkan kepada benda-benda, orang, peritiwa, pandangan, lembaga, norma dan lain-lain.
Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian sikap, tetapi berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap
Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial, individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Diantara berbagaifaktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah:
1. Pengalaman pribadi. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.
2. Kebudayaan. B.F. Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran) yang dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain.
3. Orang lain yang dianggap penting. Pada umumnya, individu bersikap konformis atau searah dengan sikap orang orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
4. Media massa. Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi, radio, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam mempersepsikan dan menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
5. Institusi Pendidikan dan Agama. Sebagai suatu sistem, institusi pendidikan dan agama mempunyai pengaruh kuat dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.
6. Faktor emosi dalam diri. Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan lebih tahan lama. contohnya bentuk sikap yang didasari oleh faktor emosional adalah prasangka.


Pembentukan Dan Perubahan Sikap
Sikap timbul karena ada stimulus. Terbentuknya suatu sikap itu banyak dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan misalnya: keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat. Dalam hal ini keluarga mempunyai peranan yang besar dalam membentuk sikap putra-putranya. Sebab keluargalah sebagai kelompok primer bagi anak merupakan pengaruh yang paling dominan. Sikap seseorang tidak selamanya tetap. Ini bukan berarti orang tidak bersikap. Ia bersikap juga hanya bentuknya: diam.

Sikap tumbuh dan berkembang dalam basis sosial yang tertentu, misalnya: ekonomi, politik, agama dan sebagainya. Di dalam perkembangannya sikap banyak dipengaruhi oleh lingkungan, norma-norma atau group. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan sikap antara individu yang sama dengan yang lain karena perbedaan pengaruh atau lingkungan yang diterima. Sikap tidak akan terbentuk tanpa interaksi manusia, terhadap objek tertentu atau suatu objek.

1. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap
Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap
1) Faktor intern: yaitu manusia itu sendiri.
2) Faktor ekstern: yaitu faktor manusia.
Dalam hal ini Sherif mengemukakan bahwa sikap itu dapat diubah atau dibentuk apabila:
a. Terdapat hubungan timbal balik yang langsung antara manusia.
b. Adanya komunikasi (yaitu hubungan langsung) dan satu pihak.

Faktor inipun masih tergantung pula adanya:
- Sumber penerangan itu memperoleh kepercayaan orang banyak/tidak.
- Ragu-ragu atau tidaknya menghadapi fakta dan isi sikap baru itu.

Pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi dengan sendirinya. Sikap terbentuk dalam hubungannya dengan suatu objek, orang, kelompok, lembaga, nilai, melalui hubungan antar individu, hubungan di dalam kelompok, komunikasi surat kabar, buku, poster, radio, televisi dan sebagainya, terdapat banyak kemungkinan yang mempengaruhi timbulnya sikap. Lingkungan yang terdekat dengan kehidupan sehari-hari baiyak memiliki peranan. Keluarga yang terdiri dan: orang tua, saudara-saudara di rumah memiliki peranan yang penting.

Sementara orang berpendapat bahwa mengajarkan sikap adalah merupakan tanggung jawab orang tua atau lembaga-lembaga keagamaan. Tetapi tidaklah demikian halnya. Lembaga lembaga sekolah pun memiliki tugas pula dalam membina sikap ini. Bukankah tujuan pendidikan baik di sekolah maupun di luar sekolah adalah mempengaruhi, membawa, membimbing anak didik agar memiliki sikap seperti yang diharapkan oleh masing-masing tujuan pendidikan?

Dengan demikian lembaga pendidikan formal dalam hal ini sekolah memiliki tugas untuk membina dan mengembangkan sikap anak didik menuju kepada sikap yang kita harapkan.
Pada hakikatnya tujuan pendidikan adalah mengubah sikap anak didik ke arah tujuan pendidikan.

2. Hubungan antara Sikap dan Tingkah laku
Adanya hubungan yang erat antara sikap (attitude) dan tingkah laku (behavior) didukung oleh pengertian sikap yang mengatakan bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak.
Tetapi beberapa penelitian yang mencoba menghubungkan antara sikap dan tingkah laku menunjukkan hasil yang agak berbeda, yaitu menunjukkan hubungan yang kecil saja atau bahkan hubungan yang negatif.

PENDEKATAN PSIKOLOGI TENTANG PERILAKU MANUSIA


 TEORI UTAMA PSIKOLOGI MODERN

    •         Pendekatan neurobiologis
    •         Pendekatan psikoanalisis
    •         Pendekatan perilaku
    •         Pendekatan kognitif
    •         Pendekatan humanistis
 
PENDEKATAN NEUROBIOLOGIS 
 
  Pendekatan yg berusaha menghubungkan tindakan dengan kejadian yangberlangsung    didalam tubuh manusiaterutama dalam otak dan susunansyaraf


PENDEKATAN PSIKOANALISIS 
 
Dalam pandangan psikoanalisis kepribadian manusia merupakan interaksiantara IdEgo dan Superego
 
idadalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan – dorongan biologismanusia –pusat insting (hawa nafsu-dlm kamus agama)
Ego menjembatani tuntutan id dengan realitas di dunia luar
Superego adalah hati nurani yg merupakan internalisasi dari norma-normasosial dan kultural masyarakat
 
PENDEKATAN BEHAVIORISME
  •          Menganalisis perilaku manusia hanya berdasarkanperilaku yg nampak dan dapat diukkur
  •          Perilaku manusia adalah hasil dari proses belajar
 
PENDEKATAN KOGNITIF 
 Psikologi kognitif berpendapat bahwa manusia bukan hanya penerima stimuliyg pasif. Mental manusia mengolah informasi yg diterimanya danmengubahnya menjadi bentuk-bentuk baru dan memilihnya kedalamkatagori-katagori 

 
PENDEKATAN HUMANISTIK
Pendektan ini menilai manusia tidak digerakkan oleh kekkuatan luar yg tidakdapat dikontrolnyatetapi manusia adalah pemeran yang mampumengontrol nasib sendiri dan mampu mengubah dunia disekelilingnya
  

Pengaruh social dan perilaku komunikasi dan kepemimpinan dalam kelompok



PENGARUH SOSIAL

Pengaruh sosial merujuk pada perubahan sikap atau perilaku, sebagai hasil dari interaksi dengan orang lain. Pengaruh sosial juga berpengaruh pada perilaku komunikasi, baik secara individual maupun komunikasi dalam kelompok. Seberapa jauh dan mendalamnya pengaruh sosial terhadap sikap, perilaku dan komunikasi. Berikut pembahasannya.

A.  TINGKATAN PENGARUH SOSIAL
Terdapat perbedaan tingkat penerimaan pengaruh sosial pada individu dalam hal ini terdapat dua kemungkinan, Anda mungkin akan menerima sepenuhnya pengaruh pengaruh orang lain tersebut (acceptance) atau Anda hanya melakukan perubahan secara parsial (hanya untuk memenuhi), tidak menerima pengaruh tersebut secara utuh (compliance).
1.  Acceptance(Penerimaan) sikap cara mengukur sikap, bagaimana sikap itu terbentuk , bagaimana keteria antara sikap dan prilaku serta bagaimana mengubah bersikap
Perubahan yang terjadi di dalam batin kita sebagai hasil dari pengaruh sosial disebut dengan peneriaan (acceptance). Jika seseorang atau sebuah kelompok meyakinkan Anda untuk mempercayai dan juga bertindak seperti yang diinginkan maka perubahan yang Anda lakukan berdasarkan proses yang terjadi di dalam batin. Berikut merupakan bentuk – bentuk dari acceptance.
a.    Indentification (Identifikasi)
Kita mungkin menerima pengaruh karena kita mengindentifikasi atau memihak sebuah kelompok, individu atau karena alasan tertentu. Identifikasi membantu mempertahankan hubungan personal antara mereka yang terlibat. Pada bentuk penerimaan ini, isi dari perubahan keyakinan dan perilaku bukanlah suatu hal yang penting jika dibandingkan dengan hasilnya. Contoh, Anda memihak suatu lembaga sosial dan meenrima aturan – aturan yang ada pada lembaga tersebut meskipun Anda belum mengetahui aturan – aturan itu secar menyeluruh.


b.    Internalization (internalisasi)
Bentuk penerimaan yang paling dalam adalah ketika seseorang merasa yakin untuk mempercayai perubahan sikap. Pada kasus ini, seseorang telah terinternalisasi dengan keyakinan baru, menerima makna dan bentuk sosial. Misalnya, Anda bergabung dengan sebuah lembaga sosial karena Anda sepakat dengan standar yang berlaku di dalamnya (internalisasi), bukan karena Anda merasa anggota lembaga tersebut sama dengan Anda (identifikasi).
2.  Compliance
Pada beberapa hal, pengaruh sosial tidak begitu berdampak bagi seseorang, dan juga tidak dapat seutuhnya mengubah sikap. Ketika Anda mengubah perilaku atau ekspresi dari sebuah sikap, tetapi tidak menerima perubahan tersebut secara utuh maka inilah yang disebut dengan compliance. Kita bisa mendapatkan contoh – contoh dari complianceini melalui pengamatan terhadap orang lain, Oleh karena alasan inilah, para peneliti lebih membahas mengenai efek compliance; compliance mengubah perilaku, dapat diamati, dan diukur, dengan studi – studi yang sudah ada, sedangkan acceptancehanya dapat diketahui melalui self – report secara jujur.
Bentuk – bentuk compliance adalah sebagai berikut:
a.    Conformity (Konformitas)
Bentuk compliance yang paling banyak di teliti adalah konformitas, yaitu berubahnya sikap atau perilaku yang disebabkan adanya tekanan dari kelompok (group pressure). Ada bebrapa kondisi dan proses yang dapat menghasilkan perubahan, yang akan dibahas pada bagian selanjutnya.
b.    Obedience (kepatuhan)
Bentuk yang paling menarik dari compliance adalah kepatuhan, di mana pengaruh individu terhadap perubahan perilaku individu lainnya adalah hasil permintaan secara langsung atua perintah.

B.  MENERIMA PENGARUH ORANG LAIN
Mengapa kita menuruti dan terkadang menerima pengaruh orang lain? Ada dua alasan atau standar yang dikemukakan para ahli.
1.  Pengaruh Normatif
Menurut teori pembandingan sosial, untuk memvalidasi atau mempertegas keyakina sosial kita, kita merundingkan atau mengonsultasikannya dengan perilaku orang lain. Jika pengamatan kita terhadap orang lain memberi suatu pedoman dalam berperilaku (norma) kita mungkin akan terpengaruh untuk meniru tindakan tersebut. Standar atau norma sosial yang didapat dari kepercayaan kita kepada orang lain akan mengarah pada pengaruh normatif.
2.  Pengaruh Informasional
Terkadang kita mengubah pikiran dan tindakan karena orang lain telah menunjukkan kita cara/jalan yang lebih baik atau mereka memberi informasi yang berguna. Pengaruh informasi ini tidak hanya menghasilkan compliance, tetapi juga acceptance.

PERILAKU KELOMPOK
Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa hidup sendiri. Manusia selalu membentuk kelompok – kelompok dan dalam kelompok itulah mereka berkomunikasi, baik antarsatu orang dengan orang lain atau satu orang dengan sekelompok orang.
Dalam pengembangan hubungan dengan oranglain, terjadilah saling pengaruh, sikap dan perilaku manusia berubah karena interaksi dengan orang lain.
Peran Kelompok

a.    Identitas
Kepemilikan dalam kelompok adalah suatu bentuk kategorisasi sosial, yaitu kelompok menjadi satu aspek dari identitas sosial. Misalnya, ketika memperkenalkan diri pada orang lain, mungkin anda akan mulai dengan menyebutkan sebagai mahasiswa suatu jurusan atau universitas. Kelompok rujukan tidak hanya penting bagi identitas, tetapi juga aspiraai. Ketika kelompok berhubungan dengan kelompok lain, individu akan membandingkan kelompoknua sendiri dengan kelompok lain.

b.     Penyimpangan

Tujuan kelompok terkadang dapat mengesampingkan atau bertentangan dengan tujuan pribadi anggotanya. Seseorang yang melanggar norma kelompok demi pemuasan kebutuhan pribadi disebut sebagai penyimpang. Menurut teori perbandingan sosial, penting bagi para anggota kelompok untuk saling memvalidasi keyakinan. Penyimpangmengancam validasi tersebut dengan cara merusak atau mengurangi konsensus. Namun, pada saatnya anggota kelompok akan berkomunikasi dengan penyimpang guna memulihkan konsensus. Jika usaha tersebut tidak berhasil maka para anggota mulai menolak keberadaan penyimpang. Akhirya penyimpang akan disingkirkan keluar dari kelompok, dan konsensus akan tercapai meski dengan kurangnya anggota.

c.    Dampak sosial

Sebuah kelompok akan lebih besar berpengaruh pada setiap anggotanya jika kuat, pengaruhnya dekat, dan jika kelompok tersebut mempunyai jumlah yang besar.

KEPEMIMPINAN

Pemimpin adalah anggota kelompok yang berpengaruh, yaitu menuntun , mengarahkan dan memotivasi usaha yang dilakukan kelompok. Kepemimpinan merupakan perilaku dalam kelompok yang paling menentukan keefektifan komunikasi kelompok,
1. Perilaku Kepemimpinan
a. Spesialis

Sebagai pemimpin kompeten di kedua peran dan dapat menyeimbangkan agenda – agenda tersebut. Sebagian lain mempunyai kelebihan pada salah satu tugas.
b. Kepemimpinan unggul

Pemimpin yang memberi yang terbaik yang ia bisa dan orang yang memerhatikan anggota - anggotanya.

2. Fungsi Pemimpin
Pencapaian tujuan
Pemeliharaan Kelompok
Identitas Simbolik
Perwakilan Kelompok
Perubahan Kelompok

SENSASI dan PERSEPSI


 Proses Sensasi

                Sensasi merupakan tahap awal penerimaan pesan. Sensasi berasal dari katasense, berarti alat indra yang  menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Melalui alat indralah manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan untuk berinteraksi dengan dunianya. Jadi, sensasi adalah proses menangkap stimuli melalui alat indra. Kita mengenal lima alat indra, yaitu penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasa/pengecap. Indra terpenting manusia adalah penglihatan kemudian baru pendengaran. Selain kelima indra itu, dunia psikologi juga mengenal indra kinestesis dan vestibular. Kinestesis adalah alat indra yang memberi informasi tentang posisi tubuh atau anggota tubuh. Sedangakan vestibular adalah alat indra keseimbangan, alat indra ini terletak di bagian dalam telinga.
                Proses sensasi terjadi saat alat indra mengubah informasi menjadi impuls-impuls syaraf yang dimengerti oleh otak melalui proses transduksi. Agar dapat diterima oleh alat indra, stimuli harus cukup kuat dan melewati batas minimal intensitas stimuli (sensory threshold). Sensasi dipengaruhi oleh faktor situasional dan faktor personal. Faktor situasional mencakup segala hal atau situasi yang berada di luar. Sedangkan faktor personal adalah hal-hal yang dimiliki oleh seseorang, seperti kapasitas alat indra, pengalaman, dan lingkungan budaya.

B.      Proses Persepsi
                Alat indra menangkap stimuli, lalu stimuli tersebut diubah menjadi sinyal yang dapat dimengerti oleh otak untuk kemudian diolah. Di sinilah terjadi apa yang disebut proses persepsi, yaitu cara kita menginterpretasi atau mengerti pesan yang telah diproses oleh sistem indrawi kita. Dengan melakukan persepsi, manusia memperoleh pengetahuan baru. Persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Jika sensasi adala proses kerja indra kita maka persepsi adalah cara kita memproses data indrawi tadi menjadi informasi agar dapat kita artikan. Singkatnya, persepsi adalah proses memberi makna pada sensasi.

C.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
·         Faktor Personal
Persepsi bukan hanya ditentukan oleh jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli tersebut. Krech dan Crutchfield (Rakhmat, 2003) merumuskan dalil “persepsi bersifat selektif secara fungsional”, artinya objek-objek yang mendapat tekanan dalam persepsi individu biasanya merupakan objek-objek yang memenuhi tujuan individu tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh
a.       Kebutuhan
b.      Suasana mental
c.       Suasana emosional
d.      Latar belakang buday
e.      Frame of reference (kerangka rujukan)
·         Faktor Struktural
Persepsi dipengaruhi oleh hal-hal yang berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek syaraf yang ditimbulkannya pada sistem syaraf individu. Berbagai cara menyusun stimuli dikenal dengan Hukum Gestalt (yang dikemukakan oleh sekelompok psikolog aliran gestalt). Gestalt artinya kesulurah atau konfigurasi. Ide dasarnya adalah bahwa stimuli dikelompokkan menjadi pola yang paling sederhana yang memilki arti. Tiga prinsip utamanya adalah
1. Prinsip kedekatan
2. Prinsip Kesamaan
3. Prinsip Kelengkapan

D.      Perhatian
Proses persepsi sangat dipengaruhi oleh perhatian (attention).perhatian adalaha proses mental ketika stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah (state of focusedmental activity). Dua faktor yang mempengaruhi perhatian yaitu :
1.       Faktor Situasioanal
a. Gerakan
b. Kontras
c. Intensitas Stimuli
d. Novelty
e. Perulangan
2.       Faktor Internal
a. Faktor-faktor biologis
b. Faktor Sosiopsikologis